Cinta Memang Tak Harus Memiliki...

  • KISAH PERTAMA

Lelaki ini adalah Otak Staretegi Perang “Parit” Di Madinah, Seorang Muslimah telah mengambil hatinya. Bukan sebagai KEKASIH… Tapi sebagai sebuah PILIHAN.. Pilihan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci. Menikah. Iya hanya Menikah, jalan itu…

Tapi Madinah adalah tempat asing untuknya… Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang… Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah…Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abud Darda’.

”Subhanallaah.. wal hamdulillaah..”, girang Abud Darda’ mendengarnya

Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah.Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa. ”Saya adalah Abud Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman Al Farisi seorang Persia. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya.

Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya.” fasih Abud Darda’ bicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni. ”Adalah kehormatan bagi kami”, ucap tuan rumah, ”Menerima Anda berdua, shahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang sahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada putri kami.”


Tuan rumah memberi isyarat ke arah hijab yang di belakangnya sang putri menanti dengan segala debar hati. ”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa putri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abud Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.” Jelas sudah.

Keterusterangan yang mengejutkan, ironis, sekaligus indah. Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar dari pada pelamarnya! Itu mengejutkan dan ironis. Tapi saya juga mengatakan indah karena satu alasan; reaksi Salman. Bayangkan sebuah perasaan, di mana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati. Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran; bahwa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya.

Mari kita dengar ia bicara. ”Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abud Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!”
Cinta memang tak harus memiliki…

  • KISAH KE DUA

Ali bin Abi Thalib memandang seorang bocah perempuan di pelataran rumah seorang sahabatnya… ‘Aisyah binti Thalhah. Nama bocah perempuan itu….. Maka berkelebatlah Kenangan Tentang sahabatnya itu … Thalhah bin Ubaidillah.. Thalhah lah lelaki yang mengatakan Pada perang Uhud “Khudz bidaamii hadzal yauum, hattaa tardhaa…”, "Ya Allah, ambil darahku hari ini sekehendak-Mu hingga Engkau ridha.” Tombak, pedang, dan panah yang menyerpih tubuh dibiarkannya, dipeluknya badan sang Nabi seolah tak rela seujung bulu pun terpapas.

Tapi ia juga yang membuat langit bergetar dengan perkataannya. Allah menurunkan firman-Nya kepada Sang Nabi dalam ayat ke lima puluh tiga surat Al Ahzab. Ini di sebabkan Ketika Thalhah berbincang dengan ‘Aisyah, istri Rasulullah, yang masih terhitung sepupunya. Rasulullah datang, dan wajah beliau pias tak suka. Dengan isyarat, beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam meminta ‘Aisyah masuk ke dalam bilik. Wajah Thalhah memerah. Ia undur diri bersama gumam dalam hati, “Beliau melarangku berbincang dengan ‘Aisyah.

Tunggu saja, jika beliau telah diwafatkan Allah, takkan kubiarkan orang lain mendahuluiku melamar ‘Aisyah. Maka bergetarlah Langit, “ ... Dan apabila kalian meminta suatu hajat kepada istri Nabi itu, maka mintalah pada mereka dari balik hijab. Yg demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka. Dan kalian tidak boleh menyakiti hati Rasulullah dan tidak boleh menikahi istri-istrinya sesudah wafatnya selama-lamanya. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.” (QS. Al Azhab: 53)

Ketika ayat itu dibacakan padanya, Thalhah menangis. Ia lalu memerdekakan budaknya, menyumbangkan kesepuluh untanya untuk jalan Allah, dan menunaikan haji dengan berjalan kaki sebagai taubat dari ucapannya. Kelak, tetap dengan penuh cinta dinamainya putri kecil yang disayanginya dengan asma ‘Aisyah. ‘Aisyah binti Thalhah. Wanita jelita yang kelak menjadi permata zamannya dengan kecantikan, kecerdasan, dan kecemerlangannya. Persis seperti ‘Aisyah binti Abu Bakr yang pernah dicintai Thalhah.
Cinta memang tak harus memiliki…

  • KISAH KE TIGA

Lelaki ini adalah Raja  Pertama Sepeninggal Khalifah ke empat Ali Bin Abi Thalib. Hatinya, bergetar dan ia tahu Dia telah Jatuh cinta Pada seorang Muslimah Sholehah… Rakyatnya. Tak ada yang istimewa Pada wanita itu dari segi kecantikannya Justru itu lah yang membuatnya Jatuh Cinta. Maka dengan kekuasaanya, Ia menikahi wanita itu…Tapi ia tak tahu Ia tak pernah bisa MENIKAHI HATI WANITA ITU…… Wanita itu telah melatakan hatinya.

Pada pemuda desanya….Hingga di keheningan malam. Di 1/3 terakhir Terdengarlah olehnya Bait-bait Puisi dalam lantunan Doa…. Tentang kerinduannya Pada pemuda desa itu… Ia sadar, Ini adalah DEKLARASI JIWA istrinya“Aku Tak Mencintaimu." Maka dengan berat hatiIa ceraikanlah istrinya.


Lelaki ini adalah Muawiyyah bin Abu Sofyan, Duta pertama dari Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam yang datang dan melaporkan keadaan Kepulauan Nusantara kepada Rasulullah, seorang sahabat yang pernah menjadi sekretaris Nabi dan termasuk dalam tim pencatat wahyu disamping sahabat sahabat yang lain.
Cinta memang tak harus memiliki…

  • KISAH KE EMPAT

Lelaki ini adalah IDEOLOG IKHWANUL MUSLIMIN. Orang no. 2 yang sangat berpengaruh setelah Hasan Al Banna, pada Harokah itu.. Ia adalah lelaki Sholeh, Dulu ia pernah jatuh cinta pada gadis desanya. Namun gadis desa itu menikah 3 tahun setelah Lelaki ini pergi belajar ke luar negeri untuk Belajar. Hal ini membuat ia sedih namun ia tak mau larut dalam kesedihannya

Kisah cintanya ia mulai dari awal lagi. Ia kemudian jatuh hati pada Wanita Kairo. Meskipun tidak terlalu cantik, Ia tertarik pada gelombang unik yang keluar dari sorot mata wanita tesebut.Tapi pengakuan bahwa gadis tersebut pernah menjalin cinta dengan laki-laki lain, membuat runtuh cinta lelaki ini. Ia hanya ingin wanita yang benar-benar perawan, baik fisik maupun hatinya. Akhirnya Ia membatalkan menikahi gadis tersebut. Hal ini membuat Lelaki itu sedih cukup lama…. Sampai kemudian ia putuskan untuk menerima kembali wanita tersebut. Namun apa yang terjadi?? Ditolak.. :(

Inilah yang kemudian membuat lelaki itu menulis roman-roman kesedihannya. Yang luar biasa adalah, Lelaki Ini sadar dirinya berada dalam alam realitas. Bukan dalam dunia ideal yang melulu posesif, indah dan ideal. Kalau cinta tak mau menerimanya, biarlah ia mencari energi lain yang lebih hebat dari cinta. “Allah”, Energi itulah yang kemudian membawanya ke penjara selama 15 tahun. Menulis karya monumentalnya Tafsir “Fi Zilaalil Qur’an” (dalam naungan al qur’an). Dan Syahid di tiang gantungan. Sendiri!!! Tidak ada air mata, tidak ada kecupan, tidak ada sentuhan wanita. Benar-benar sendirian!!

Lelaki ini adalah Sayyid Quthb, Lelaki yang Allah Maha Tahu… Bahwa dirinya Lebih di HAJATKAN LANGIT… Lebih dirindukan BIDADARI SURGA... Daripada wanita bumi….
Cinta memang tak harus memiliki…


Kita belajar Bahwa cinta itu harus di letakan di tangan, Bukan di hati. Karena sebelum deklarasi Akad di Ucapkan, Tak ada Hak pada dirimu….!!! Tentang Wanita yang engkau cintai itu…..!! Engkau hanya punya doa dan ikhtiar. Selanjutnya biarlah Allah yang menentukan akhir kisah kita…..

Pada Salman… Pada Thalhah...  Pada Mu’awiyyah... Dan Pada Sayyid Quthb...
Tak ada air mata.. Untuk mengenang kegagalan cinta mereka..
Yang ada adalah air mata Dalam doa-doa mereka..

Semoga Allah memberikan gantinya yang lebih baik, Lebih dari segala-galanya.. Di banding apa yang telah hilang dari harapannya itu….

0 komentar:

Posting Komentar

 

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License. This template is free of charge to create a personal blog. You can make changes to the templates to suit your needs. But You must keep the footer links Intact.